Penyakit jantung dan pembuluh darah merupaka salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Salah satu jenis penyakit jantung yang banyak menimbulkan kematian adalah penyakit jantung koroner (coronary heart disease) atau yang dikenal juga dengan penyakit arteri koroner atau penyakit jantung iskemik. Perubahan gaya hidup di era modern ini banyak dikaitkan dengan peningkatan kejadian penyakit jantung koroner. Apa saja yang perlu kita ketahui mengenai penyakit ini? Berikut penjelasannya!
Apa itu penyakit jantung koroner?
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan kondisi yang disebabkan oleh penumpukkan plak di dinding dalam pembuluh darah koroner (pembuluh darah yang bertanggung jawab untuk menyuplai oksigen dan nutrisi ke otot-otot jantung). Plak yang menumpuk di arteri koroner ini berasal dari kelebihan kolesterol dan beberapa substansi lain dan sedikit demi sedikit menyebabkan penampang pembuluh darah menjadi makin menyempit dan pembuluh darah mulai kehilangan elastisitasnya (atherosclerosis). Penyempitan ini menghambat aliran darah ke otot-otot jantung sehingga otot-otot jantung kekurangan oksigen dan nutrisi yang diperlukan untuk dapat bekerja dengan optimal (dikenal juga dengan kondisi iskemia).
Apa saja gejala dari penyakit jantung koroner?
Kurangnya asupan oksigen serta nutrisi ke otot jantung akibat pembuluh darah yang menyempit dalam jangka panjang dapat menimbulkan berbagai gejala. Gejala yang dialami pada kasus penyakit jantung koroner dapat bervariasi antar seorang dengan yang lain tergantung derajat keparahan sumbatan yang terjadi, namun beberapa gejala khas yang sering muncul adalah nyeri dada (angina), napas terengah-engah, mual, keringat dingin, nyeri pada sekujur tubuh, lemah dan mudah pingsan. Nyeri dada yang tidak kunjung hilang dan terasa intens serta lebih sering terjadi bahkan dalam kondisi istirahat dapat menjadi penanda awal terjadinya serangan jantung. Serangan jantung terjadi saat sel-sel otot jantung mengalami kerusakan atau kematian sel yang disebabkan oleh kekurangan oksigen dan nutrisi dalam jangka panjang. Serangan jantung merupakan kondisi yang mengancam jiwa sehingga perlu mendapatkan penanganan dengan segera. Dokter dan petugas rumah sakit akan melakukan pemeriksaan fisik, riwayat pasien dan beberapa tes untuk menegakkan diagnosis PJK maupun serangan jantung seperti tes darah, electrocardiography (ECG), dan coronary angiography.
Apa saja faktor risiko dari penyakit jantung koroner?
Ada cukup banyak faktor risiko yang dapat berkontribusi pada terjadinya penyakit jantung koroner (PJK). Makin banyak faktor risiko yang dimiliki oleh seseorang, makin tinggi kemungkinannya mengalami PJK. Secara umum faktor risiko PJK dapat dibedakan menjadi faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain usia, jenis kelamin, riwayat penyakit serupa dalam keluarga, serta ras, sementara faktor risiko yang bisa dimodifikasi umumnya banyak terkait dengan gaya hidup, seperti kurang aktif bergerak/berolahraga, pola makan tidak sehat, kebiasaan merokok atau sering terpapar asap rokok, kualitas tidur kurang baik, serta stres. Selain itu, beberapa kondisi medis juga bisa meningkatkan risiko terjadinya PJK, seperti kolesterol tinggi (hiperlipidemia), tekanan darah tinggi (hipertensi), gula darah tinggi (obesitas), dan kegemukan (obesitas). Kondisi-kondisi medis ini berkaitan erat dengan percepatan penumpukan lemak di dinding pembuluh darah, reaksi inflamasi (peradangan) kronis, dan gangguan metabolik lain yang memperburuk kondisi PJK. Mengenali faktor-faktor risiko PJK dapat membantu kita untuk mengukur peluang terkena penyakit ini sehingga kita bisa melakukan tindakan preventif sedini mungkin.
Bagaimana penyakit jantung koroner diobati?
Penanganan penyakit jantung koroner (PJK) dapat berbeda-beda tergantung derajat keparahan penyakit. Terapi pada PJK bertujuan untuk mengatasi gejala yang timbul serta mencegah kejadian kardiovaskular yang lebih buruk seperti serangan jantung. Secara umum, terapi yang dapat diberikan untuk penderita PJK dapat berupa modifikasi gaya hidup, terapi obat-obatan, ataupun jika diperlukan maka dilakukan prosedur penanganan khusus seperti angioplasty atau percutaneous coronary intervention (PCI). Obat-obatan yang diberikan pada penderita PJK juga bervariasi, tergantung kondisi medis setiap pasien yang berkontribusi pada keparahan PJK, seperti obat penurun kolesterol, pengontrol tekanan darah, pengontrol gula darah, vasodilator, dan lain sebagainya.
Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya PJK?
Walaupun terdengar menyeramkan, penyakit jantung koroner (PJK) sebenarnya merupakan kondisi yang dapat dicegah. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengevaluasi faktor-faktor risiko yang dimiliki sejak usia muda. Orang yang memiliki riwayat penyakit serupa dalam keluarga memerlukan perhatian lebih untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah serta sebaiknya secara proaktif rutin memeriksakan kesehatannya. Selain itu, beberapa tips berikut juga penting diperhatikan untuk menurunkan risiko mengalami PJK, di antaranya:
Rutin berolahraga dan menghindari pola hidup minim gerak (sedentary lifestyle)
Menjaga berat badan dan lingkar pinggang ideal
Menjalani pola makan sehat bergizi seimbang
Hindari paparan asap rokok baik aktif maupun pasif
Mengelola stres dengan baik
Menerapkan strategi 3C (check, change, control) untuk memastikan gula darah, tekanan darah, dan kolesterol darah dalam kondisi baik.
Referensi:
National Heart, Lung, and Blood Institute. Coronary Heart Disease. https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/coronary-heart-disease
Centers for Disease Control and Prevention. Coronary Artery Disease (CAD). https://www.cdc.gov/heartdisease/coronary_ad.htm
National Health Service. Overview-Coronary heart disease. https://www.nhs.uk/conditions/coronary-heart-disease/
Комментарии