Sendi (joint) merupakan bagian tubuh tempat bertemunya dua buah tulang (sambungan antartulang). Bagian ini memiliki peran yang sangat penting, karena sendi memungkinkan bagian-bagian tubuh kita dapat bergerak sesuai kebutuhan. Di sisi lain, sendi juga merupakan bagian tubuh yang acapkali mengalami masalah, mulai dari cedera, masalah degeneratif, serta menjadi target beberapa jenis penyakit autoimun. Salah satu masalah kesehatan yang sering menyerang persendian tubuh adalah pengapuran sendi. Pengapuran sendi memiliki istilah medis, yaitu osteoartritis.
Selain osteoartritis, terdapat juga beberapa jenis peradangan sendi dengan penyebab yang berbeda-beda, seperti rheumatoid arthritis (RA) yang disebabkan oleh proses autoimun, atau gout arthritis yang berkaitan dengan penyakit asam urat, namun osteoartritis (OA) merupakan jenis peradangan sendi (artritis) yang paling sering dijumpai. Artikel ini akan membahas mengenai hal-hal penting yang perlu diketahui mengenai penyakit pengapuran sendi (osteoartritis) agar dapat melakukan tindakan preventif untuk meminimalisasi risiko mengalami penyakit ini di kemudian hari.
Apa itu osteoartritis?
Secara umum, area persendian tersusun oleh beberapa jenis jaringan, antara lain tulang rawan (cartilage), ligamen, otot, tendon, cairan sendi (synovial fluid), dan komponen lainnya. Osteoartritis merupakan suatu kondisi peradangan pada sendi yang penyebab utamanya adalah proses degradasi tulang rawan. Walaupun demikian, perkembangan ilmu pengetahuan menemukan bahwa OA bukanlah semata-mata penyakit degeneratif yang disebabkan karena degradasi tulang rawan, melainkan memiliki penyebab multifaktorial yang meliputi riwayat cedera, tekanan mekanik, reaksi inflamasi/peradangan, reaksi biokimia, serta perubahan pengaturan metabolik.
Pada struktur sendi, tulang rawan berfungsi sebagai bantalan untuk mengurangi gesekan dan tekanan yang terjadi pada tulang yang saling tersambung. Apabila tulang rawan tidak dapat melakukan tugas ini dengan optimal, maka akan terjadi pergesekan antartulang yang menyebabkan terjadinya peradangan (inflamasi) yang disertai dengan keluhan seperti nyeri, kaku sendi, serta gangguan pergerakan pada area tersebut. Secara umum, osteoartritis dapat terjadi pada semua jenis sendi, namun kasusnya lebih sering dijumpai pada area-area tertentu seperti lutut, panggul, tulang belakang, serta tangan.
Beberapa gejala yang umum dijumpai pada kasus OA antara lain:
Nyeri sendi
Kaku sendi, terutama di pagi hari
Keterbatasan gerak/penurunan fleksibilitas
Pembengkakan di area sendi
Timbul suara gemeretak pada sendi saat digerakkan (krepitasi)
Muncul tonjolan tulang (bone spurs) di area yang terkena
Keluhan yang muncul pada kasus OA umumnya hanya terjadi di satu sisi tubuh, berbeda dengan radang sendi tipe rheumatoid arthritis (RA) yang seringkali menimbulkan keluhan di kedua sisi tubuh. Tanpa penanganan yang tepat, keluhan-keluhan yang muncul pada kasus OA dapat memburuk dan menyebabkan disabilitas yang memengaruhi kualitas hidup pasien.
Apa faktor risiko terjadinya osteoartritis?
Melihat tingginya kasus osteoartritis pada kelompok berusia lanjut, jelas bahwa pertambahan usia dan proses penuaan merupakan faktor risiko penting dari terjadinya pengapuran sendi (OA). Selain usia, beberapa faktor risiko lain yang meningkatkan peluang terjadinya OA adalah:
Riwayat cedera pada sendi
Aktivitas yang berat dan berulang sehingga menyebabkan overuse
Obesitas
Struktur tulang sendi yang tidak normal
Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama
Postur tubuh yang kurang baik
Selain faktor risiko yang telah disebut di atas, peneliti juga menemukan kaitan antara perubahan metabolisme dengan peningkatan risiko OA. Sebuah review yang dipublikasikan di jurnal Nature Reviews Rheumatology pada tahun 2017 menyebutkan bahwa fungsi metabolik memegang peran penting dalam pemeliharaan kesehatan sendi.
Faktor usia dan penuaan memang diketahui menyebabkan perubahan fungsi metabolik, namun faktor pemilihan gaya hidup yang mencakup aktivitas fisik dan pola makan juga dapat memengaruhi fungsi metabolik secara signifikan. Oleh karena itu, gaya hidup yang sehat juga dapat membantu menurunkan risiko komorbiditas yang dapat memperburuk kondisi OA seperti obesitas dan diabetes melitus tipe 2.
Tips menjaga kesehatan sendi
Dari pemaparan di atas, tampak bahwa terdapat faktor risiko OA yang tidak dapat dimodifikasi seperti usia dan riwayat keluarga, serta faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti berat badan, aktivitas fisik, postur tubuh, dan sebagainya. Dengan demikian, ada beberapa hal yang dapat diupayakan untuk menurunkan risiko mengalami penyakit osteoartritis, antara lain:
Menjaga berat badan ideal untuk meringankan beban pada sendi
Menjaga postur tubuh saat duduk, berdiri, berjalan
Berhati-hati saat beraktivitas untuk meminimalisasi risiko cedera pada sendi, termasuk melakukan pemanasan saat akan berolahraga, menghindari penggunaan sendi secara berlebih
Menerapkan pola hidup sehat, termasuk mengatur pola makan dan aktivitas fisik dengan rutin berolahraga
Mengontrol kadar gula darah
Dengan melakukan upaya-upaya di atas diharapkan dapat mengurangi faktor risiko yang dapat dimodifikasi, meskipun tidak semua kasus OA dapat dicegah karena adanya faktor risiko seperti usia dan riwayat dalam keluarga yang tidak dapat dimodifikasi.
Meskipun demikian, perkembangan ilmu medis dan obat-obatan telah memungkinkan kondisi kronis seperti OA dapat ditangani dengan baik untuk mengoptimalkan kualitas hidup pasien. Mengingat banyaknya jenis penyakit yang dapat menyerang sendi, mereka yang mengalami keluhan khas radang sendi disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter agar dapat segera didiagnosis.dan ditangani dengan tepat.
Referensi:
1. Arthritis Foundation. Osteoarthritis. (cited on July 4th, 2022). Available at: https://www.arthritis.org/diseases/osteoarthritis.
2. Mora JC, et al. Knee osteoarthritis: pathophysiology and current treatment modalities. J Pain Res. 2018;11:2189–96.
3. Mobasheri A, et al. The role of metabolism in the pathogenesis of osteoarthritis. Nat Rev Rheumatol 2017;13:302–11.
MPL/OGB/026/VI/2022
Kommentare