top of page

Apa Itu Hipertensi?


Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah kesehatan yang masih menjadi perhatian hingga saat ini. Bukan tanpa alasan, karena gangguan kesehatan ini membawa banyak konsekuensi buruk bagi kesehatan dalam jangka panjang apabila tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Belum lagi, gejala hipertensi umumnya tidak selalu dapat dirasakan oleh pasien, yang menjadikan hipertensi kerap disebut sebagai “silent killer” atau pembunuh senyap.


Setiap orang, terlebih mereka yang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami hipertensi, sebaiknya melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin, baik secara mandiri maupun di fasilitas kesehatan. Pemantauan tekanan darah secara rutin memungkinkan seseorang mengidentifikasi jika terdapat tren atau kecenderungan kenaikan tekanan darah, sehingga intervensi yang tepat dapat diberikan dengan segera.


Walaupun saat ini telah banyak tersedia alat pengukur tekanan darah yang dapat digunakan di rumah dengan mudah, namun diagnosis hipertensi tidak boleh dilakukan secara mandiri, melainkan tetap harus dilakukan oleh dokter di fasilitas kesehatan seperti klinik, puskesmas, atau rumah sakit. Seseorang dapat dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darah sistolik (TDS) ≥140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik (TDD) ≥90 mmHg. Setelah dokter menegakkan diagnosis pasien hipertensi tetap perlu untuk melakukan pemantauan tekanan darah secara rutin untuk mengevaluasi keberhasilan pengobatan.


Klasifikasi tekanan darah menurut Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019 dari Indonesian Society of Hypertension (InaSH):



Berdasarkan penyebabnya, hipertensi terbagi menjadi dua, yaitu:


1. Hipertensi esensial atau primer, yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, yang juga merupakan jenis yang dialami oleh mayoritas pasien hipertensi

2. Hipertensi sekunder yang penyebabnya telah diketahui, di antaranya kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), dan penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme).


Demografi Hipertensi di Indonesia


Riset Data Kesehatan (Riskesdas) 2018 menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia pada penduduk berusia >18 tahun berdasarkan pengukuran yakni sebesar 34,11%. Provinsi Kalimantan Selatan memiliki prevalensi tertinggi sebesar 44,13%, diikuti oleh Jawa Barat sebesar 39,6%, Kalimantan Timur sebesar 39,3%. Provinsi Papua memiliki prevalensi hipertensi terendah sebesar 22,2% diikuti oleh Maluku Utara sebesar 24,65% dan Sumatera Barat sebesar 25,16%. Berdasarkan jenis kelamin, data Riskesdas, baik tahun 2013 maupun tahun 2018, menunjukkan pola yang serupa, bahwa proporsi hipertensi pada wanita lebih besar dibandingkan pada kelompok pria. Pertambahan usia juga diketahui sebagai faktor risiko hipertensi. Fakta ini juga terbukti pada hasil dua Riskesdas terakhir, di mana proporsi hipertensi meningkat pada kelompok umur yang lebih tinggi.


Terkait jenis pekerjaan, hipertensi lebih banyak terjadi pada kelompok yang tidak bekerja. Sementara itu terkait tempat tinggal, proporsi pasien hipertensi pada penduduk di wilayah perkotaan tidak jauh berbeda angkanya di wilayah perdesaan. Pada hasil Riskesdas 2013 proporsi di wilayah perkotaan dan pedesaan yakni sebesar 26,1% dan 25,5% yang meningkat menjadi 34,4% dan 33,7% di hasil Riskesdas 2018. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa hipertensi sebetulnya dapat terjadi pada siapa saja, tergantung pada gaya hidup yang diterapkan.


Selain faktor sosio-demografi seperti jenis kelamin, umur, dan pekerjaan, penyakit tidak menular sangat terkait dengan gaya hidup dan perilaku. Gaya hidup sedentary yang hanya sedikit mengeluarkan energi, pola makan yang buruk, perilaku merokok, konsumsi alkohol, tingkat stres yang tinggi merupakan faktor risiko yang berhubungan erat dengan kejadian hipertensi.


Referensi:

1. Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019. Available from: http://faber.inash.or.id/upload/pdf/article_Update_konsensus_201939.pdf

2. Laporan Nasional RISKESDAS 2018. Available from: http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf

3. Riset Kesehatan Dasar 2013. Avalaible from: http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2013/Laporan_riskesdas_2013_final.pdf


MPL/OGB/013/VII/2021

301 tampilan

Comments


bottom of page